tutorial

Perbandingan gRPC dengan REST dan GraphQL

Saat merancang arsitektur komunikasi antar layanan, kita dihadapkan pada banyak pilihan. REST telah lama menjadi standar industri, GraphQL menawarkan fleksibilitas tinggi, dan gRPC muncul sebagai jawaban untuk efisiensi performa dalam sistem terdistribusi. Lalu, mana yang sebaiknya kita gunakan?

Artikel ini membahas perbandingan mendalam antara gRPC, REST, dan GraphQL dari sudut pandang arsitek sistem dan backend engineer, membantu Anda memilih teknologi paling tepat sesuai kebutuhan.


Apa Itu REST, GraphQL, dan gRPC?

REST (Representational State Transfer)

REST adalah arsitektur API berbasis HTTP yang menggunakan metode seperti GET, POST, PUT, dan DELETE. Format data yang paling umum adalah JSON. REST memiliki prinsip desain yang sederhana, mudah digunakan, dan banyak didukung oleh browser dan tool modern.

GraphQL

GraphQL adalah query language untuk API yang dikembangkan oleh Facebook. Ia memungkinkan client untuk meminta data secara spesifik, menghindari over-fetching dan under-fetching. API GraphQL biasanya diakses melalui satu endpoint dan memungkinkan fleksibilitas tinggi dalam permintaan data.

gRPC

gRPC (gRPC Remote Procedure Call) adalah framework open-source dari Google yang menggunakan HTTP/2 dan Protocol Buffers untuk komunikasi client-server. Fokus utamanya adalah efisiensi, kecepatan, dan dukungan lintas bahasa.


Perbandingan Berdasarkan Kriteria Teknis

1. Format Data

  • REST: Umumnya menggunakan JSON – human readable, tapi besar dalam ukuran dan parsing-nya relatif lambat.
  • GraphQL: Juga berbasis JSON – memberi fleksibilitas permintaan data.
  • gRPC: Menggunakan Protobuf – format biner yang sangat ringan dan cepat untuk diserialisasi/deserialisasi. Cocok untuk komunikasi layanan di backend.

⏱️ Kesimpulan: gRPC lebih efisien dalam transfer dan parsing data dibanding JSON.


2. Protokol Jaringan

  • REST & GraphQL: HTTP/1.1 – satu request per koneksi, tanpa multiplexing.
  • gRPC: HTTP/2 – mendukung multiplexing, header compression, dan streaming dua arah.

⏱️ Kesimpulan: gRPC unggul dalam performa jaringan, terutama di arsitektur microservices.


3. Streaming Data

  • REST: Tidak mendukung streaming secara native (butuh WebSocket/long-polling).
  • GraphQL: Mendukung real-time dengan ekstensi seperti subscriptions.
  • gRPC: Native support untuk 4 mode komunikasi: unary, server streaming, client streaming, dan bidirectional streaming.

⏱️ Kesimpulan: Untuk real-time, gRPC dan GraphQL lebih unggul dibanding REST.


4. Dukungan Lintas Bahasa

  • REST & GraphQL: Terbatas pada HTTP dan JSON – mudah digunakan oleh semua bahasa.
  • gRPC: Mendukung lebih dari 10 bahasa secara native, dengan auto-generation code dari .proto.

⏱️ Kesimpulan: gRPC sangat ideal untuk sistem lintas bahasa seperti Go-Python atau Java-Node.js.


5. Tooling dan Ekosistem

  • REST: Tooling sangat matang (Postman, Swagger/OpenAPI, Insomnia).
  • GraphQL: Developer tooling terus berkembang (GraphQL Playground, Apollo, Hasura).
  • gRPC: Tooling terbatas untuk debugging (tidak semudah JSON), tapi sangat kuat dalam code generation dan testing di sisi backend.

⏱️ Kesimpulan: REST dan GraphQL unggul dalam tooling frontend; gRPC unggul di backend automation.


6. Penggunaan di Dunia Nyata

  • REST: Banyak digunakan untuk API publik dan konsumsi oleh frontend (web/mobile).
  • GraphQL: Sangat populer di frontend dengan kebutuhan query dinamis.
  • gRPC: Banyak digunakan di sistem internal, terutama antar microservices atau edge-core server communication.

Studi Kasus Pemakaian

Use CasePilihan Ideal
API publik (mobile/web)REST / GraphQL
Komunikasi antar microservicesgRPC
Sistem real-time (chat, stream)gRPC / GraphQL
API lintas bahasagRPC
Akses dinamis dari frontendGraphQL

Kapan Harus Memilih gRPC?

Gunakan gRPC jika:

✅ Anda membangun sistem microservices dengan performa tinggi
✅ Ingin efisiensi komunikasi internal antar backend
✅ Membutuhkan streaming data dua arah
✅ Beroperasi dalam ekosistem lintas bahasa (Go, Java, Python)
✅ Ingin mengurangi boilerplate dan menjaga konsistensi kontrak dengan .proto


Kapan Harus Memilih REST atau GraphQL?

Gunakan REST jika:

✅ Anda membangun API publik yang akan dikonsumsi oleh berbagai frontend
✅ Ingin menjaga kompatibilitas tinggi dengan browser dan tool HTTP standar

Gunakan GraphQL jika:

✅ Frontend Anda dinamis dan membutuhkan kontrol granular terhadap data
✅ Anda ingin menghindari masalah over-fetching atau under-fetching


Perbandingan Singkat

FiturRESTGraphQLgRPC
Format DataJSONJSONProtobuf
StreamingTidakYa*Ya ✅
Lintas BahasaYaYaYa ✅
Code GenerationManualPartialOtomatis ✅
PerformansiCukupSedangTinggi ✅

Kesimpulan

Tidak ada solusi tunggal yang cocok untuk semua skenario. REST, GraphQL, dan gRPC memiliki tempatnya masing-masing dalam lanskap pengembangan modern. Sebagai engineer, tugas kita bukan hanya mengikuti tren, tetapi memilih alat yang tepat untuk masalah yang tepat.

gRPC menawarkan keunggulan signifikan dalam efisiensi, performa, dan arsitektur yang scalable—terutama jika Anda bekerja di area backend, microservices, atau distributed systems.

comments powered by Disqus